Kopi, Warisan Budaya Islam yang Mendunia
12 Desember 2014 sumber: majalah ummi oktober 2013
Siapa yang tak kenal kopi? Hampir semua orang di dunia mengenal minuman yang biasa diandalkan untuk melawan kantuk. Bahkan tak sedikit yang menjadikan kopi sebagai minuman favorit di segala suasana, termasuk sebagai penunjang gaya bersosialisasi. Namun berapa banyak yang tahu bahwa kopi adalah salah satu warisan budaya Islam?
Sejarah mengenai kopi, ada beberapa versi. Wikipedia, sebuah situs ensiklopedia yang terkenal di dunia maya menyebut kopi berasal dari Ethiopia. Sumber lain mengamini sekaligus menambahnya dengan legenda tentang penggembala kambing yang bernama Khaldi di Ethiopia, yang hidup pada sekitar abad ke-8 masehi. Pada suatu hari, dia menemukan kembing-kambing gembalaannya menari-nari dan bergerak lebih lincah daripada biasanya. Setelah dia amati, ternyata kambing-kambing itu mengunyah semacam biji-biji-an, yang kemudian dikenal sebagai kopi. Khaldi tertarik juga untuk mencobanya. Lalu dia bawa pulang biji-biji-an itu, merebus dan meminumnya.
Sedangkan menurut situs Muslim Heritage, kopi pertama kali dikenal sebagai minuman pada awal abad ke-9. Saat itu, sekelompok sufi merebus biji-biji kopi dan meminumnya sebagai senjata melawan kantuk saat berzikir hingga tengah malam. Kebiasaan meminum kopi ini kemudian diadopsi oleh pengikut kelompok sufi yang tengah menuntut ilmu di Universitas Al Azhar, Mesir. Dari Mesir, kebiasaan meminum kopi ini pun berkembang ke hampir semua wilayah Timur Tengah dan pada abad ke-13, telah sampai ke wilayah Turki.
Asal muasal kata kopi (coffee, dalam bahasa Ingris) berasal dari bahasa Italiacaffe yang ternyata juga berasal dari bahasa turki kahve. Di Arab, kopi disebut sebagai Al-qahwa atau qahweh. Dalam situs 1001 Inventions: Muslim Heritage in World, dikatakan warung kopi pertama didirikan di Istanbul, tidak lama setelah kota ini ditaklukkan tentara muslim.
Selain untuk menikmati secangkir kopi, warung kopi pada masa ini juga menjadi tempat untuk membahas masalah agama, mendengarkan puisi, membaca buku, bermain catur dan mendengarkan hikayat atau cerita. Syekh Abdul Kadir mengatakan, “Kopi adalah emas bagi setiap orang, dan seperti layaknya emas, dia memberikan kesan kemewahan dan kehormatan.”
Kopi mulai dikenal di Eropa baru pada akhir abad ke-16. Saat itu, pada tahun 1570, Italia mulai mengimpor kopi dan menjadikannya sebagai salah satu minuman elit yang hanya bisa dinikmati oleh golongan tertentu saja. Hingga tahun 1645, saat dibukanya kedai kopi pertama di Wina, kopi pun mulai bisa dinikmati oleh masyarakat umum. Dari Italia, kopi memasuki wilayah Eropa, Indonesia dan Amerika.
Sejarah Cappucino
Cappucino yang sekarang merupakan jenis kopi “elit” yang hanya tersedia di resto khusus dan menjadi favorit sebagai minuman gaul, punya sejarah sendiri. Kisahnya dimulai dengan kekalahan pasukan Turki Utsmani pada Perang Salib tahun 1683 M.
Ketika itu pasukan nasrani menemukan berkarung-karung kopi yang ditinggalkan pasukan Turki di benteng Wina. Lalu Marco D'Aviano, salah seorang pimpinan biara Cappucin yang ikut berperang dalam Perang Salib, mencoba meminumnya. Karena rasanya pahit, muncullah idenya untuk mencampur kopi tersebut dengan susu/krim dan madu. Jadilah kopi seduhannya tak lagi berwarna hitam, namun agak kecoklatan dan berbuih. Warna kopi ini ditilik-tilik agaknya mirip dengan warna khas jubah para biarawan Cappucin. Sejak itulah kopi ala Marco D'Aviano ini dikenal sebagai Kopi Cappucino demi menghormati D'Aviano.
Seiring perkembangan waktu, kopi tidak lagi hanya dimanfaatkan sebagai bahan minuman, namun juga lazim menjadi campuran berbagai kue dan panganan baik tradisional maupun yang modern, mari Ngopi lur.....
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar